Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Agar Anak Berhenti Main Gadget, Ibu Bikin Hitam Area Mata: Tepatkah Cara Ini?


Beberapa waktu lalu ada kejadian menarik yang ramai dan viral di kalangan netizen. Peristiwa unik itu ditengarai oleh seorang ibu yang ingin agar anaknya berhenti main gadget. Uniknya, agar si anak berhenti main gadget tidak dilakukan dengan marah-marah, melainkan dengan cara menghitamkan area sekitar mata si anak dengan alat kosmetik saat si anak tengah tertidur.

Tentu saja, saat si anak terbangun dari tidur, ia akan kaget dan bertanya-tanya apa yang sedang terjadi dengan kedua matanya itu? Dan kehebohannya baru dimulai sejak saat itu. Sang ibu dengan cerdik menjawab, noda hitam di sekitar matanya itu akibat terlalu sering main gadget. Bukan main, jawaban sang ibu sontak membuat si anak terkejut ketakutan, kemudian menangis. Dan benar saja, seketika saat itu juga si anak mengatakan bahwa ia akan berhenti main gadget.

Peristiwa unik yang dilakukan oleh seorang ibu itu akhirnya viral. Banyak netizen yang membagikan kiriman tersebut beserta tanggapan–ada yang setuju, ada pula yang tidak setuju. Mereka yang setuju, membagikan kiriman dengan komentar “bisa dicoba nih!” disertai emoticon tertawa. Sedangkan bagi mereka yang tidak setuju memberikan komentar “mengapa harus berbohong?” tanpa emoticon.

Meskipun menuai hasil yang diharapkan oleh sang ibu, namun tepatkah cara tersebut apabila ditinjau dari segi psikologi pendidikan? Nah, kali ini Buku Guru ID akan memberikan tanggapan terkait peristiwa tersebut dengan kaca mata psikologi pendidikan.

Psikologis Anak Saat Dibohongi
Salah satu website parenting pernah melakukan polling tentang “pernahkah orang tua berbohong kepada anak?” dari polling tersebut terdapat hasil 65% orang tua pernah berbohong pada anak. Dengan beberapa alasan dan kondisi, orang tua menjadi terbiasa berbohong agar anak melakukan seperti apa yang diinginkan.

Menurut Psikolog di salah satu lembaga terapan Universitas Indonesia, Vera Itabiliana mengatakan dampak berbohong tidak bisa dirasakan saat itu. Melainkan yang perlu dikhawatirkan ialah dampak ke depannya bagi si anak. Beberapa dampak buruk itu diantaranya: Pertama, anak akan meniru. Sangat logis apabila seseorang anak dibohongi, ia akan mencoba meniru kebohongan yang dilakukan oleh orang lain kepadanya, apalagi orang lain itu adalah orang tua sendiri. Belum lagi ia bisa saja memandang orang tuanya sebagai seorang pembohong.

Kedua, membentuk persepsi yang salah akan objek kebohongan. Banyak anak yang takut dokter karena ulah orang tuanya sendiri. Misalnya, saat si anak rewel tidak mau makan, dengan mudah orang tua mengatakan “kalau tidak mau makan, akan disuntik dokter”. Meski tujuannya baik, secara psikologis si anak akan menjadi takut dengan dokter. Jika itu terjadi, akan tiba waktunya orang tua akan kesusahan sendiri saat si anak enggan berobat ke dokter saat ia sakit.

Tidak ada cara lain, sebagai orang tua kita perlu mengajarkan dan mendekatkan kepada anak hal-hal yang baik–itu bisa dimulai dengan kejujuran. Terkait berita viral itu, lambat laun si anak juga akan menyadari bahwa noda hitam di sekitar matanya itu tidak disebabkan oleh gadget. Berhentinya si anak bermain gadget bisa saja bersifat sementara, tetapi dampak traumatis dan apersepsi perlu diwaspadai akan timbul di kemudian hari.

Alternatif Mengalihkan Anak dari Gadget
Ada suatu nasihat, aktivitas yang baik akan menjauhkan kita dari aktivitas yang tidak baik. Nasihat ringan ini coba kita amati bersama sebagai suatu solusi. Daripada kita berbohong, kita bisa mencoba untuk mengajak si kecil untuk melakukan kegiatan positif, yang tentunya menarik dan menyenangkan agar si kecil sedikit berkurang bersua dengan gadgetnya.

Saat sore hari sepulang sekolah, cobalah ajak si kecil untuk membuat layang-layang, menemani bunda memasak untuk makan malam, memancing, berenang, main bola, dan aktivitas positif lainnya. Tidak perlu terburu-buru untuk menghentikan kecanduan gadget secara total dalam waktu singkat. Sedikit demi sedikit, tetapi berkelanjutan.

Di sela-sela kegiatan pengalihan tersebut, tanamkan nasihat-nasihat bijak kepadanya. Bila perlu, orang tua juga bisa merenung. Mungkin saja si anak lebih dekat dengan gadget karena orang tuanya sama sekali tidak semenarik dan seasyik gadget. Tidak ada salahnya pemikiran semacam ini, karena terkadang kita sebagai orang tua jarang instrospeksi diri, betapa membosankannya kita di hadapan si kecil.

Sebagai penutup, seorang psikolog pernah berturur bahwa mainan terbaik bagi anak adalah orang tua itu sendiri. Artinya, orang tualah sumber pendidikan, keamanan, keseruan, kreatifitas, dan segala hal positif bagi anak. So marilah jadi orang tua yang menginspirasi anak-anak kita.

Posting Komentar untuk "Agar Anak Berhenti Main Gadget, Ibu Bikin Hitam Area Mata: Tepatkah Cara Ini? "

List Blog Keren Rajabacklink